PUSKESMAS HAJIMENA KECAMATAN NATAR


Minggu, 15 Juni 2008

Trimakasih Pak Gubernur


Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Balita Gizi Buruk

(sebuah Best Practice)

Saya terlahir bernama Ali Sadikin, setidaknya orang-orang di desa memanggil saya “Mas Ali” seorang pedagang bubur kacang ijo, seorang peternak kambing dan seorang buruh yang sangat bersemangat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup keluarga, menaklukkan kerasnya kehidupan di bawah himpitan kesulitan ekonomi keluarga.

Saya hanya tersenyum dan segera memuji nama Allah ketika ada tetangga saya yang berkata “sak iki uripe mas ali wis penak yo..” (sekarang kehidupan mas ali sudah enak ya, red)

Ya !! Alhamdulillah….. memang kehidupan keluarga saya saat ini sudah jauh lebih baik…. Tidak dapat saya membayangkan ketika 2 tahun yang lalu saya hampir berputus asa dalam mengatasi kerasnya himpitan kebutuhan keluarga, dalam upaya menenangkan 7 (tujuh) orang anak-anak saya ketika mereka merintih karena kesehatan mereka begitu memprihatinkan, ketika mereka berkeinginan sekolah dengan layak, ketika mereka mengeluh karena gelapnya rumah kami yang hanya diterangi lampu teplok dengan kondisi rumah seadanya. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan sakitnya putri saya “Tika” (yang nomor 6) yang tidak dapat tumbuh sehat layaknya balita lainnya, sementara istri saya ketika itu tengah mengasuh anak kami yang ke-tujuh “Selvi (11 bulan)” yang juga mengalami penderitaan kekurangan gizi.

Ketika itu saya hanya mempunyai Allah Yang Maha Kuasa…. Maha segala-galanya, yang telah menjamin rizki setiap hamba-hamba ciptaan-Nya asalkan kita mau berupaya keras untuk merubah nasib….. tetapi bagaimana caranya?... tidak ada satupun yang mampu menjawab, termasuk saya. Saya hampir berputus asa ketika itu. Siang malam saya selalu berdo’a berharap pertolongan Allah datang untuk keluarga saya, untuk anak-anak saya.

Sayapun tidak ada harapan apa-apa ketika suatu hari saya kedatangan tamu seorang petugas gizi puskes hajimena dengan ditemani kader dan pak RT bermaksud untuk melihat kondisi “Tika” anak saya yang nomor 6 yang katanya kekurangan gizi. Rupanya Bu Bidan Dahlia yang melaporkan kondisi anak saya ke puskes hajimena; setelah beberapa hari yang lalu istri saya ikut kegiatan posyandu. Selama ini saya memang kurang mengerti manfaat ibu-ibu membawa anaknya ke posyandu.

Saya juga tidak mengharap apa-apa ketika petugas gizi bertanya banyak hal mengenai pola makan “Tika” anak saya; yang ketika itu umurnya baru 2 tahun 5 bulan dengan berat badan 8 kg dan tinggi badan 68 cm, dan “Selvi” anak saya yang ketika itu umurnya baru 11 bulan dengan berat badan 6 kg dan tinggi badan 60 cm yang ketika itu juga dinyatakan mengalami kekurangan gizi. Karena itu saya dan istri saya hanya menjawab sekenanya saja sambil membantu si-petugas menimbang dan mengukur tinggi badan anak-anak saya.

Begitu juga ketika petugas gizi pulang dari rumah saya, saya tidak berani berharap apa-apa karena biasanya kalaupun ada bantuan yang diberikan paling-paling hanya berupa bubur atau susu. Ternyata benar, beberapa hari kemudian si-petugas datang lagi kerumah saya sambil membawa 3 kotak susu dan 3 kotak bubur (dari program PMT-Penyuluhan, red), juga beberapa lembar pakaian layak pakai untuk anak-anak saya.

Setelah itu secara rutin 2 minggu sekali si-petugas selalu datang ke kediaman saya untuk memonitor perkembangan kondisi anak-anak saya sambil memberikan susu dan bubur.

Sampai akhirnya sekitar Bulan Juli tahun 2006 si-petugas gizi memberikan harapan cerah kepada saya dengan mengatakan bahwa ada Bantuan dari Bapak Gubernur Lampung (Sachroedin ZP, red) sebesar Rp 2.500.000, tetapi bantuan tersebut tidak akan diberikan berupa uang tunai, melainkan berupa ternak kambing untuk anak saya “Selvi”

Atas inisiatif si-petugas gizi (setelah berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan Lampung Selatan, red) kemudian saya diajak bermusyawarah oleh si-petugas gizi mengenai usaha yang memungkinkan untuk saya jalani, karena mengingat kalau hanya ternak kambing saja maka perkembangan usahanya akan sangat lambat sehingga dikhawatirkan akan segera terjual untuk memenuhi kebutuhan harian katanya. Oleh karena itu, atas banyak pertimbangan dan pemikiran; akhirnya saya memutuskan untuk berjualan bubur kacang ijo selain beternak kambing Dan atas kemurahan Allah juga anak saya yang ke-tujuh (selvi) mendapat bantuan dari Gubernur Lampung berupa 4 paket pangan (beras, minyak goreng, telur dan susu) senilai Rp 750.000,- yang diantar langsung oleh si-petugas gizi.

Dan saya sekarang selalu tersenyum haru kalau mengenang kejadian waktu itu.... betapa seorang petugas gizi dan seorang Kepala Pustu Tanjungsari (Bapak Sudibyo) datang ke rumah saya sambil menggeret-geret 2 (dua) ekor kambing untuk saya..... juga ketika teringat siang-siang hari pada bulan puasa; suami si-petugas gizi juga datang sambil membawa roda gerobak yang harus saya antar ke tempat pembuat gerobak yang telah dipesannya. Penyerahan bantuan-bantuan tersebut disaksikan semuanya oleh Kepala Desa dan Kepala Dusun/Pak RT

Semangat hidup saya seketika timbul melihat orang lain yang ternyata memperhatikan kesulitan saya. Harapan saya untuk memberikan kehidupan yang layak untuk keluarga saya sangat kuat ketika itu. Tetapi, karena kurangnya pengalaman saya dalam beternak kambing…. Ternyata beberapa hari kemudian kambing saya hilang dua-duanya…… Hilang karena kelalaian saya ketika menggembalakannya. Saya sangat panik ketika itu, petugas gizi juga telah melaporkan hal tersebut ke Kepala Desa Pemanggilan. Berhari-hari kami berusaha mencari kambing bantuan itu, Sampai 1 minggu lamanya, barulah saya mendengar pengumuman dari pengurus masjid di dusun tetangga mengenai adanya 2 ekor kambing yang telah ditemukan dan tidak jelas pemiliknya, dan saat itu ada di kediaman Kepala Dusun. Alhamdulillah berkat bantuan petugas gizi, Kepala Kampung, dan Kepala Dusun; kambing saya berhasil ditemukan.

Beberapa hari kemudian gerobak pesanan saya telah selesai, dan petugas gizi datang lagi dengan membawa peralatan usaha diantaranya :

- 1 buah dandang besar - 1 buah termos es besar

- 1 buah kompor minyak - 1 buah panci

- 4 buah toples besar - 3 lusin mangkok bubur

- 2 lusin mangkok plastic - 3 lusin dendok bubur

- 2 buah irus besar dan kecil - 2 buah ember plastik

- 10 kg Kacang ijo - 10 kg ketan item

- 10 kg gula pasir - 10 kg gula aren

- 10 butir kelapa - 3 lusin gelas

Kata petugas gizi, di samping berjualan bubur kacang ijo pada pagi atau malam hari; saya juga bisa memanfaatkan peralatan ini untuk usaha jualan es pada siang hari, karena itu saya juga dibelikan 3 lusin gelas es.

Keesokan harinya saya mulai berjualan bubur kacang ijo dengan perasaan yakin…. Yakin karena pemerintah dan para petugas telah membantu saya dengan ikhlas, dan yakin karena Allah pasti menolong saya. Ternyata sedikit demi sedikit usaya saya membuahkan hasil. Pada awalnya keuntungan saya hanya Rp 15.000 perhari, tapi setelah berjalan 2 tahun lebih... saat ini pendapatan saya sudah mencapai antara 35 ribu sampai 45 ribu rupiah setiap harinya.

Saya mempunyai catatan pembukuan mengenai pendapatan yang telah saya peroleh, tetapi sebagian hasil penjualan juga telah kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup kami dan 7 orang anak-anak kami sehari-hari.

yang jelas saya rasakan saat ini adalah :

- kondisi kesehatan anak-anak saya berangsur-angsur membaik

- saya juga telah mampu memperbaiki rumah tinggal kami sedikit lebih layak dari sebelumnya,

- bahkan saya juga sudah mampu memasang listrik PLN untuk penerangan rumah tinggal kami.

- Lebih dari itu, saat ini saya telah memiliki sebuah sepeda motor baru yang sangat bagus yang menjadi kebanggaan anak-anak saya, yang selalu saya gunakan untuk berbelanja ke pasar dan kerja sampingan di kebun tetangga.

- Ternak kambing saya saat ini masih ada 5 ekor. Dari 2 ekor telah berkembang menjadi 8 ekor, 2 diantaranya telah saya jual, dan 1 ekor lagi waktu itu sakit dan terpaksa saya sembelih.

Alhamdulillah ya Allah.... trimakasih Pak Gubernur.....

Saya yakin Bapak Gubernur pasti telah lupa dengan apa yang telah diberikannya kepada saya... tetapi ”seumur sisa hidup saya” saya pasti tidak akan melupakan sedikitpun budi baik Bapak yang telah memberikan perubahan besar dalam kehidupan keluarga saya....

Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kesejahteraan dan kesehatan kepada Bapak, dan semoga Bapak juga dapat berbuat hal yang sama kepada ”Ali-Ali” yang lain, yang sangat-sangat membutuhkan uluran tangan Bapak.


--ali sadikin--


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mbak..Anda telah berbuat sesuatu yg mulia, tetaplah ikhlas dan tawadhu' supaya jadi amal ibadah, trims